Zaman berubah, produk makanan juga berubah. Jika di zaman dahulu ibu-ibu pergi ke pasar untuk membeli buah dan sayuran segar setiap harinya, kini belanja tak perlu tiap hari.
Tentu lebih repot lagi jika memasak makanan bersantan. Repot harus beli kelapa dulu ke pasar, minta diparutin sekalian ke penjualnya (atau biasa diparut sendiri di rumah), diperas, baru dimasak. Kini, santan kemasan membanjiri pasar-pasar dengan segala kepraktisannya. Mulai dari bentuk cair berkemasan karton, bubuk, bahkan santan kalengan. Karena praktis, santan tinggal dibuka kemasannya, diberi air (jika berupa santan bubuk), lalu dituang ke masakan di atas kompor.
Di Balik Komposisi Santan Kemasan
Mari kita lihat komposisi santan kemasan. Ada beragam Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tercantum di dalamnya. Tak perlu takut dengan nama-nama ilmiah aneh yang ada pada produk santan kemasan, karena semua bahan yang ditambahkan masuk ke dalam golongan food grade.
(1) Gum arab, carboxymethyl cellulose (CMC) atau bahan pengental lain (stabilizer)
Gum arab, aneka macam gum, atau CMC yang tertera dalam komposisi santan sebenarnya merupakan bahan stabilizer yang berfungsi mengentalkan santan.
Santan pada dasarnya adalah emulsi minyak dalam air (o/w). Nah, jika didiamkan dalam waktu yang cukup lama, santan akan membentuk dua lapisan. Inilah yang disebut dengan pemisahan emulsi. Dalam industri, ini disiasati dengan memberi stabilizer agar santan menjadi kental (viskositasnya tinggi).
Beberapa perusahaan mencampurkan beberapa bahan stabilizer agar menghasilkan santan kemasan yang baik penampakannya. Dalam label komposisi produk, ada bermacam-macam kode stabilizer, misalnya E415 (xanthan gum), E412 (guar gum), E410 (locust bean gum), dan E407 (karaginan).
Aneka gum dalam stabilizer terbuat dari getah pada batang tanaman.
(2) Natrium Metabisulfit (bahasa Inggrisnya: sodium metabisulfite), sorbat, atau pengawet lain
Pengawet ditambahkan pada santan kemasan untuk meningkatkan daya simpan produk. Pengawet yang ditambahkan umumnya adalah natrium metabisulfit dan kalium sorbat. Mekanisme kerja pengawet secara umum adalah memusnahkan mikroorganisme yang ada pada produk pangan.
Lalu, bagaimana dengan dosisnya? Penambahan pengawet dalam produk pangan oleh industri biasanya telah mengacu pada Peraturan Pemerintah.
Tetapi, tidak semua produk santan kemasan mengandung pengawet. Beberapa produk juga telah menerapkan sterilisasi aseptik sehingga tak perlu menambahkan pengawet.
Santan Biasa vs Santan Kemasan
Jadi, santan biasa vs santan kemasan, siapa pemenangnya? Dilihat dari cita rasanya, banyak orang lebih suka santan biasa karena flavor dan aroma kelapanya yang masih sangat kuat. Namun, dari segi kepraktisan, santan kemasan tak terkalahkan, terlebih karena citarasanya yang masih bisa diadu dengan santan biasa.
Kalau Anda, pilih yang mana?
Untuk mengetahui Info, Tips & Trik lainnya, silahkan kunjungi Website kami di www.pasarinduk.id
Selamat Berkunjung :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar